KEDATANGAN BANGSA - BANGSA BARAT KE INDONESIA


KEDATANGAN BANGSA - BANGSA BARAT KE INDONESIA

 

Latar Belakang Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat Ke Indonesia

Kedatangan bangsa-bangsa barat ke Indonesia didorong oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut;

1.      Perkembangan Merkantilisme, Revolusi Industri, dan Kapitalisme

Merkantilisme, yakni suatu paham kebijakan politik dan ekonomi suatu negara dengan tujuan memupuk hasil kekayaan atau berupa emas sebanyak-banyaknya sebagai standar kesejahteraan dan kekuasaan untuk negara itu sendiri.

Revolusi industri adalah pergantian atau perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi barang yang dikerjakan oleh tenaga manusia atau hewan menjadi tenaga mesin.

Kapitalisme merupakan suatu paham yang beranggapan bahwa dalam perekonomian, untuk mendapatkan keuntungan yang besar harus mempunyai modal sebesar-besarnya.

2.      Jatuhnya Konstantinopel oleh Kekaisaran Turki Usmani tahun 1453

Penguasa Turki Islam dari dinasti Utsmani berhasil merebut konstantinopel atau Istambul pada tahun 1453. Pada saat itu konstantinopel merupakan pusat pemerintahan Romawi timur. Dengan jatuhnya konstantinopel, maka perdagangan di laut tengah dikuasai oleh pedagang-pedagang Islam. Hal inilah yang mendorong para pedagang Eropa mencari jalan lain untuk mencapai penghasil rempah-rempah (Asia).

3.      Motivasi 3G (Gold, Gospel, dan Glory)

Gold, Gospel, Glory merupakan motivasi bangsa-bangsa barat melakukan penjelajahan samudra. Terkenal dengan sebutan 3G karena memang semboyan tersebut berawal dengan huruf "G", yakni Gold, Glory, Gospel. Gold artinya emas, yang identik dengan kekayaan. Semboyan ini menggambarkan bahwa tujuan bangsa barat ke Indonesia adalah untuk mencari kekayaan. Itulah yang membuat mereka melakukan ekspedisi dan penjelajahan. Glory bermakna kejayaan bangsa. Gospel adalah keinginan bangsa barat untuk menyebarluaskan atau mengajarkan agama Nasrani khususnya agama Kristen ke bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Tiga semboyan itulah yang mendorong bangsa-bangsa barat mencapai dunia timur.

4.      Tantangan Teori Heliosentris

Nicolaus Copernicus seorang ilmuwan Polandia Memperkenalkan teori heliosentris tahun 1543. Menurut teori heliosentris bahwa pusat tata surya adalah matahari bumi berbentuk bulat seperti bola. Teori ini bertentangan dengan teori geosentris yang menyatakan bahwa pusat tata surya adalah bumi. Galileo, seorang ilmuwan Italia sebagai salah satu penyokong semangat pelayaran, karena ia menemukan teropong atau teleskop yang mampu melihat benda-benda yang letaknya sangat jauh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUSEUM VIRTUAL

Pendidikan Kewarganegaraan